Penganekaragaman Sumberdaya Genetik Secara Partisipatif

PEDIGREA - Penganekaragaman Sumberdaya Genetik Secara Partisipatif di Asia

PEDIGREA (Participatory Enhancement of Diversity of Genetic Resources in Asia) atau Penganekargaman Sumberdaya Genetik secara Partisipatif, memfokuskan kegiatan dalam bidang konservasi dan pemanfaatan/ manajemen sumberdaya genetika tanaman padi, sayuran, dan ternak lokal. Pada tahun pertama aktivitas ditujukan pada membangun konsep dan kurikulum pemuliaan tanaman padi secara partisipasif. Pada tahun kedua kegiatan dikembangkan untuk pengelolaan sumber genetika sayuran lokal atau sayuran marginal, pengembangan data base sayuran lokal, studi pemasaran sayuran dan bank benih komunitas. Dan pada tahun ketiga dan empat difokuskan pada memperkuat dan menindaklanjuti hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan dan pengembangan media tani serta pengumpulan padi varietas lokal. Sedangkan pada tahun kelima difokuskan pada kegiatan penguatan community registry, sosialisasi dari petani ke petani, penguatan bank benih masyarakat dan pengembangan genetika ternak kecil (kambing).

Program PEDIGREA ini muncul karena melihat kondisi pertanian beberapa puluh tahun terakhir, sistem-sistem pertanian di Asia Tenggara telah mengalami erosi (pengikisan) sumber genetik yang luar biasa. Kebutuhan untuk meningkatkan produksi pangan yang sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk telah mendorong pengembangan varietas tanaman modern di Asia dan ternak unggul dari negara barat. Ini mengakibatkan ribuan varietas tradisional dan ternak jenis lokal menjadi berkurang, bahkan hilang dari peredaran. Erosi genetik ini mengakibatkan keanekaragaman tanaman dan hewan menjadi makin sempit dan mempengaruhi modal genetika yang akan kita perlukan di masa depan, dalam rangka menghadapi berbagai tekanan lingkungan hidup yang baru, perubahan iklim yang terus terjadi dan juga perubahan selera konsumen serta mempengaruhi budaya petani di masa mendatang. Erosi juga terjadi pada pengetahuan, keahlian dan kebudayaan para petani. Ketergantungan petani terhadap asupan (input) luar, seperti benih, pupuk, pesitisda, dan bibit ternak makin menjadi-jadi.

Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa produktivitas pertanian tidak dapat ditingkatkan terus menerus karena terjadi penurunan kualitas lingkungan pertanian itu sendiri dan bertambahnya tekanan biotik dan abiotik. Untuk menjawabnya maka sumber-sumber genetik yang tersedia untuk petani harus diperluas dan sistem pengetahuan petani serta praktek budidaya pertanian yang berakar kepada sistem pertanian lokal perlu diperkuat. Program ini juga berjuang untuk mengurangi kemiskinan. Kemiskinan karena ketiadaan sumber daya material maupun kondisi tidak berdaya (ketergantungan, ketidaksadaran terhadap struktur yang menindas, kurangnya percaya diri, dll). Kemiskinan juga merupakan hasil sejarah dan hasil dari masalah-masalah struktural. Diharapkan dengan meningkatnya peranan petani dalam mengelola sumber daya genetik tanaman dan ternak akan menyumbang kepada pemberdayaan masyarakat petani dan mengikis kemiskinan.

Oleh karena itu Program PEDIGREA dilakukan agar supaya petani dapat membuat benih yang sesuai dengan idaman dan kondisi lokalnya, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain; memperkuat peranan petani dalam pengelolaan sumber genetika tanaman maupun ternak, khususnya dalam hal persilangan; memperbesar sumber genetik tanaman pada tanaman pangan dan sayuran; dan memberikan landasan pengembangan secara ilmiah pemuliaan tanaman secara partisipatif.

Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah melakukan:

  • Pelatihan bagi pemandu sekolah lapangan penganekaragaman benih secara partisipatif (padi dan sayuran lokal)
  • Sekolah lapangan penganekaragaman benih secara partisipatif (padi dan sayuran lokal)
  • Studi peningkatan kekayaan keragaman genetik pada tanaman padi dan sayuran lokal.
  • Lokakarya bulanan pemandu sekolah lapangan.
  • Monitoring pelaksanaan kegiatan.

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program selama kurun waktu hampir 4 tahun ini adalah:

  • Sebanyak 11 kelompoktani telah selesai melakukan SL pemuliaan benih padi yang tersebar di 10 desa pada 10 kecamatan (untuk lebih jelas lihat profil kelompoktani).
  • Sebanyak 11 kelompoktani telah melakukan SL pemuliaan benih sayuran lokal yang tersebar di 11 desa pada 11 kecamatan di Kabupaten Indramayu
  • Sebanyak 291 petani (228 laki-laki, 63 perempuan) telah dilatih pemuliaan benih padi secara partisipatif. Dan sebanyak 276 petani (222 laki-laki, 54 perempuan) telah dilatih pemuliaan benih sayuran lokal secara partisipatif.
  • Sebanyak 21 petani pemandu (19 laki-laki, 2 perempuan) dan 9 petugas pertanian telah memandu SL pemuliaan benih padi. Dan sebanyak 20 petani pemandu (18 laki-laki, 2 perempuan) dan 10 petugas pertanian telah memandu SL Pemuliaan Benih Sayuran.
  • Selama pelaksanaan SL pemuliaan benih padi terdapat 87 galur padi dari balitpa (9 galur F3, 24 galur F4, 25 galur F5, 21 galur F6, 4 galur F7, 2 Galur F8, 2 galur F9) dan 15 galur F3 dan F4 dari Bank benih sebagai bahan belajar seleksi untuk kelompok. Selain itu diperoleh 85 F0 hasil persilangan para petani.
  • Sebanyak 153 hasil persilangan telah dilakukan oleh 89 petani (81 laki-laki, 8 wanita), dengan perincian sampai dengan Musim Tanam Rendeng 2005/2006 adalah: hasil bastar 86 hasil persilangan, 21 hasil persilangan sudah sampai F3, 19 hasil persilangan sudah sampai F4 dan 3 hasil persilangan sudah sampai F5. Pelestarian 8 varietas padi lokal.
  • Selama pelaksanaan SL Pemuliaan benih sayuran lokal terdapat sebanyak 29 jenis emes, 13 jenis pare, 13 jenis waluh dan 4 jenis bonteng telah ditanam pada pelaksanaan SL Pemuliaan Benih Sayuran. Selain itu diperoleh hasil persilangan sebanyak 21 hasil persilangan emes, 37 hasil persilangan pare, dan 6 jenis hasil persilangan waluh telah diperoleh.