Aksi untuk Perikehidupan dan Lingkungan

ALIVE (Aksi untuk Perikehidupan dan Lingkungan)

ALIVE (Aksi untuk Perikehidupan dan Lingkungan) merupakan program pengembangan Model Desa Konservasi (MDK) untuk mengurangi ancaman terhadap orangutan dan habitatnya. Program ini didukung oleh USAID-OCSP.

Desa Konservasi yang dikembangkan merupakan model pengelolaan desa yang meselaraskan upaya pelestarian lingkungan dengan usaha peningkatan ekonomi masyarakat desa. Model Desa Konservasi penting karena selalu terjadi pertentangan antara kepentingan ekonomi dengan kepentingan konservasi dan rendahnya keterlibatan masyarakat dalam upaya pelestarian kawasan hutan.

Program tersebut dilaksanakan oleh konsorsium ALIVE – FP3 yang terdiri dari tiga lembaga yaitu ; FIELD, PEKAT, PARAS.

Didalam pelaksanaan program menggunakan pendekatan yang menggabungkan Sekolah Lapangan Pelestarian Keanekaragaman Hayati dengan penguatan modal sosial dan keuangan melalui penyelenggaraan Credit Union di tingkat masyarakat.

Sekolah Lapangan merupakan rangkaian kegiatan oleh masyarakat yang dimulai dengan melakukan pengkajian perikehidupan desa sampai tersusunnya Rencana Aksi Konservasi Desa. Dilanjutkan dengan penggalangan dukungan dari masyarakat luas dan para pihak melalui Hari Temu Lapangan (Field Day), dan diakhiri dengan pelaksanaan rencana aksi.

Credit Union atau Usaha Bersama Simpan Pinjam, merupakan wadah kerjasama dalam peningkatan ekonomi dan menyemai nilai-nilai modal sosial di kalangan masyarakat.

Secara bersama-sama, kedua program membangun kapasitas masyarakat dan organisasi lokal tersebut untuk mengurangi ancaman terhadap habitat orangutan dan melestarikan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, serta mengembangkan kebijakan dan kelembagaan yang mendukung. Di samping itu mendorong peran kunci perempuan dalam menstabilkan dan memperbaiki kondisi keluarga-keluarga rentan dan strategi perikehidupan masyarakat yang mendukung kegiatan pelestarian habitat.

Program dilaksanakan di 6 desa terpilih (Desa Sampe Raya, Timbang Jaya, Timbang Lawan) Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dan (Desa Pucuk Lembang, Durian Kawan dan Pasie Lembang) Kabupaten Aceh Selatan, Nangro Aceh Darusalam. Desa-desa ini berada di kawasan penyangga konservasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Taman Nasional tersebut merupakan habitat satwa dan tanaman langka termasuk orangutan sumatera yang jumlahnya semakin menurun sebagai akibat konversi hutan, pencurian kayu dan perdagangan satwa liar.

Kegiatan ini melibatkan 30 perwakilan masyarakat, 2 pemandu desa dan seorang staf lapangan ALIVE di setiap desa pada awal kegiatan.

Hasil akhir program adalah model-model desa konservasi (di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara) yang dapat diperbanyak dalam skala yang lebih luas dan mampu untuk mengurangi atau meminimalkan ancaman terhadap orangutan dan habitatnya.